Kamis, 09 Oktober 2014

Untung Dengan Berutang (Financial Consulting)


 “Kalau Anda berutang kepada semakin banyak orang, berarti Anda semakin miskin”. -Robert T. Kiyosaki
Kalimat sederhana dan saya yakin semua yang membaca menyetujui dan membenarkan kalimat tadi. Apalagi yang berbicara adalah salah satu motivator dan inspirator bagi banyak orang. Namun sama seperti kata motivasi bagus lainnya dimana kita mudah mengerti namun sering tidak memahami, maka saya akan coba membongkar kalimat sederhana di atas menjadi lebih mudah untuk dipahami.

What You Debt
Utang sebenarnya bisa member manfaat namun juga bisa menyengsarakan. Ada 2 jenis utang yang kita kenal yang mana keduanya bisa memberi manfaat berbeda untuk diri kita di masa depan.
  1. Utang produktifAdalah jenis utang dimana tindakan berutang kita mengakibatkan kita bisa meningkatkan asset yang kita miliki. Jadi dengan utang tadi kita bisa bertambah kaya.
  2. Utang konsumtifAdalah jenis utang dimana tindakan berutang kita mengakibatkan penurunan asset yang kita miliki. Jadi dengan berutang kita malah bertambah miskin.
Dari kedua jenis utang tadi jelaslah kalau kita boleh pilih maka jenis utang produktiflah yang sebaiknya kita pilih. Namun masalahnya kebanyakan dari kita memiliki utang konsumtif yang lebih besar dibanding produktifnya. Alasan seperti kebutuhan hidup, gaya hidup dan tuntutan keadaan menjadi alasan kuat yang membuat kita lebih banyak ber-utang konsumtif. Cirinya mudah saja, ketika asset tadi makin lama makin turun nilainya, maka utang kita adalah utang konsumtif. Nah coba hitung berapa banyak utang konsumtif anda.

What You Get and Lost
Kekayaan bersih adalah jumlah asset bersih yang kita miliki. Artinya asset yang benar-benar menjadi hak kita tanpa adanya tanggung jawab mencicil bila itu utang, atau mengembalikan bila itu pinjaman. Jadi kalau kita mau buat hitungan mudah, maka kekayaan bersih biasa dibuat dengan formula
Kekayaan bersih = Total asset – kewajiban
 
jadi dengan formula tadi bisa kita lihat bahwa kekayaan bersih akan bertambah dengan 2 cara yatu asset yang naik atau kewajiban yang turun. So kita tinggal pilih mau menggunakan yang mana. Utang produktif dan konsumtif awalnya sama-sama memberikan tambahan asset. Namun untuk utang konsumtif, asset tadi semakin lama semakin menurun karena nilai asset tadi terus turun sedangkan kewajiban kita tidak bisa turun. Ini berkebalikan dengan utang produktif, dimana makin lama nilainya makin naik di asset dan kewajiban tetap.
Sebagai contoh mudah, membeli sebuah kendaraan dengan harga 200 juta saat ini, dan kendaraan tadi anda gunakan hanya untuk kendaraan harian yang artinya sebagai asset konsumsi; bila kendaraan tadi harganya selalu turun 10% per tahun dan anda membeli kendaraan tadi dengan berutang selama 5 tahun sebesar Rp.100 juta maka kalau kita buat tabel:
Tahun
 Asset Bersih
 Total Asset
 Kewajiban
 Bunga
 
100,000,000
200,000,000
100,000,000
18,000,000
2
83,818,182
181,818,182
80,000,000
18,000,000
3
87,289,256
165,289,256
60,000,000
18,000,000
4
92,262,960
150,262,960
40,000,000
18,000,000
5
98,602,691
136,602,691
20,000,000
18,000,000
6
106,184,265
124,184,265
-  
18,000,000

Bisa dilihat, dengan adanya utang konsumtif membuat asset kita menurun nilainya dan akan membaik kembali seiring menurunnya kewajiban kita. Tapi ini kita tidak memperhitungkan inflasi, bila inflasi diperhitungkan:
  
Inflasi
 
Nilai
8%
1
100,000,000
92,000,000
2
83,818,182
77,112,727
3
87,289,256
80,306,116
4
92,262,960
84,881,923
5
98,602,691
90,714,476
6
106,184,265
97,689,523

Asset real kita bila memperhitungkan inflasi menjadikan nilainya hanya sebesar 97 jutaan yang seharusnya lebih dari 100 juta.
Bagaimana bila kita menambahkan faktor investasi? Katakan uang muka sebesar Rp.100 juta kita investasikan dengan hasil 15% per tahun, maka 100 juta tadi menjadi 201 juta, ditambah dengan setoran bunga yang kita bayarkan per tahun sebesar Rp.18 juta yang dalam waktu 5 tahun menjadi 140 jutaan, maka total investasi menjadi Rp.340 jutaan.  
Jadi berutang memang mendapatkan asset, tapi utang konsumtif membuat asset kita menurun bahkan kita kehilangan kesempatan mendapatkan hasil sampai dengan lebih dari 100% investasi dan setoran kita. Jadi bijaklah dengan utang kita.


salam, Yakin Hidup Sukses

Tidak ada komentar:

Posting Komentar