Rabu, 05 November 2014

Mari Menjemput Keberuntungan

Barnett Helzberg Jr. adalah seorang yang sangat kaya dan beruntung. Ia mampu membangun sebuah usaha toko perhiasan yang mempunyai total penghasilan per tahun hingga US$300 juta. Kemudian, dalam usianya yang sudah 60 tahun, ia memutuskan untuk hidup lebih tenang dengan menjual usaha itu pada orang yang tepat.

Suatu ketika, di sebuah jalan dekat Hotel Plaza di New York, ia mendengar seorang perempuan memanggil sebuah nama, “Tuan Buffett!” Instingnya bergejolak, ia berpikir apakah yang diundang perempuan itu adalah Warren Buffett yang kala itu sudah dikenal sebagai raja saham? Helzberg sendiri belum pernah mengenal Buffett, tak punya kontaknya, dan hanya berencana menjual usahanya. Saat itu ia, nekat saja untuk mengikuti kata hatinya. Ia pun membelokkan langkah mengikuti suara tadi dan memperkenalkan diri kepada orang yang diteriaki tadi. Dan benar, itu adalah Warren Buffett.

Setahun berikutnya, apa yang diinginkan pun terjadi. Perusahaan itu akhirnya dibeli Buffett dengan nilai yang menurutnya sangat memuaskan. Sungguh, inilah sebuah gambaran keberuntungan yang datang pada waktu dan saat yang tepat. Tapi, coba bayangkan, jika Helzberg tak memanfaatkan “kejutan” untuk mengikuti kata hatinya saat itu. Barangkali, sejarah akan berubah.

Terampil Memanfaatkan Kesempatan

Membaca kisah itu, sepertinya adalah sebuah keberuntungan yang “dirancang”. Sepertinya tak bakal terjadi pada semua orang. Tapi, jika ditelusuri lebih jauh, ada sebuah nilai yang membuat keberuntungan itu datang. Yakni, mereka memanfaatkan kesempatan, sekecil apa pun itu. Bahkan, ketika kita sendiri tak sadar bahwa itu adalah kesempatan emas. Mereka yang dianggap orang beruntung—jika dari sudut pandang ini—sebenarnya hanyalah orang yang terampil (baca: cekatan) memanfaatkan kesempatan. Hasilnya, mereka seolah-olah selalu berada pada waktu dan tempat yang tepat.

Sebagian dari kita, punya “rumus” atau “konsep” tersendiri mengenai peruntungan. Tak salah, memang. Namun, jika menilik kondisi dan kenyataan yang ada, sebenarnya semua akan kembali pada diri kita. Semua keputusan sejatinya berada di tangan kita. Apa yang kita sebut sebagai luck atau keberuntungan—dalam pengertian tersebut—bisa kita ciptakan sendiri.

Berawal dari Pola Pikir

Sebuah penelitian unik dilakukan oleh psikolog Richard Wiseman dari University of Hertfordshire di Inggris, tentang bagaimana melihat keberuntungan dilihat dari kacamata ilmu pengetahuan. Wiseman melakukan studi, yang diawali dengan membuka lowongan sukarelawan penelitiannya di koran. Sekitar 400 orang lantas terkumpul dari beragam usia dan golongan. Setelah melalui wawancara awal, diketahui ada beberapa orang yang merasa sangat beruntung dalam hidupnya. Sebaliknya, ada yang selalu merasa sial terus-menerus.

Jessica, seorang ahli forensik yang tergabung dalam penelitian itu mengaku termasuk orang yang sangat beruntung. Mendapat pekerjaan yang diimpikan, keluarga yang menyayanginya, orang yang sangat dicintai, dan berbagai kemudahan lain. Sebaliknya, seorang bernama Patricia—yang bekerja sebagai kru pesawat terbang—dalam waktu singkat ketika memulai pekerjaan sudah mendapat predikat pembawa sial. Penerbangan pertama harus mendarat darurat karena ada orang yang mabuk dan berbuat onar dalam pesawat. Berikutnya pesawat tersambar petir. Yang ketiga, harus mendarat darurat karena suatu hal. Demikian juga hubungan percintaannya, nyaris selalu kandas.

Dalam hasil kajian Wiseman terhadap berbagai tipe orang tersebut, ia menemukan fakta mengejutkan. Yakni, semua keberuntungan ternyata berawal dari pola pikir. Ada empat hal dasar yang membuat seseorang menjadi beruntung atau tidak. Pertama, orang yang beruntung terampil menciptakan dan memperhatikan peluang. Kedua, mereka pintar membuat keputusan dengan mendengarkan intuisi. Ketiga, mereka memenuhi diri dengan harapan-harapan yang positif. Terakhir, mereka biasa mengubah hal buruk menjadi baik dengan mengadopsi sikap-sikap positif.

Melihat keempat faktor yang ditemukan Wiseman dalam penelitiannya soal keberuntungan, sepertinya—bagi yang menyadari—keberuntungan kembali pada pola pikir ciptakan keberuntungan dan tindakan kita sendiri. Harapannya, semoga kita pun bisa menemukan jalan keberuntungan masing-masing, dengan sikap positif dan kekayaan mental.

Selamat mencari dan mari  kita…!

oleh Andrie W

Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Risiko

Team 4 

Andika Renda P 

Febrina Silvy A.D 

Heru Resdiana 

Jaya Saputra Tuankotta 

Randi Anshori 

4EA01 





KONSEPSI RISIKO
Risiko merupakan sesuatu, dalam hal ini yang akan diterima atau ditanggung oleh seseorang sebagai konsekuensi atau akibat dari suatu tindakan. 

Berikut ini diberikan beberapa arti lain dari risiko.
a. Risiko adalah kesempatan timbulnya kerugian.
b. Risiko adalah kemungkinan timbulnya kerugian.
c. Risiko adalah ketidakpastian.
d. Risiko adalah penyimpangan hasil actual dari hasil yang diharapkan.
e. Risiko adalah suatu hasil yang berbeda dari hasil yang diharapkan.






Karakteristik Risiko
Penanganan Risiko
1.Langsung 
1.Pencegahan
2.Tidak Langsung 
2.Pengendalian
3.Tanggung Gugat
3.Pemindahan (Asuransi) 
4.Perbuatan Oknum Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Kerugian


KONDISI BERISIKO 

Kondisi berisiko adalah suatu keadaaan yang memenuhi beberapa syarat, yaitu sebagai berikut: 


• Ada alternatif tindakan yang fisibel (dapat dilakukan). 

• Ada kemungkinan kejadian yang tidak pasti dengan masing-masing nilai probabilitas. 

• Memiliki nilai “pay off” sebagai hasil kombinasi suatu tindakan dan kejadian tidak pasti tertentu. 

PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI BERISIKO 

Pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko adalah suatu kejadian atau keadaan dimana terjadi dua kemungkinan hasil (berhasil/gagal) yang akan terjadi jika mengambil suatu keputusan dalam suatu peristiwa. 

TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI BERESIKO 

• Pendekatan nilai harapan 

• nilai kesempatan yang hilang 

• nilai harapan informasi sempurna. 

a. Nilai harapan ( Expected Value )
Nilai harapan adalah jumlah dari kemungkinan nilai-nilai yang diharapkan terjadi terhadap probabilitas masing – masing dari suatu kejadian yang tidak pasti. 

b. Nilai kesempatan yang hilang(EOL) adalah sejumlah pay off yang kemungkinan hilang karena tidak terpilihnya suatu alternative atau tindakan dengan pay off terbesar bagi kejadian tidak pasti yang sebenarnya terjadi. 

c. Nilai harapan informasi sempurna.
Pengambilan keputusan mencoba untuk menghilangkan unsur-unsur ketidakpastian yg didasarkan pada adanya informasi sempurna atau tambahan tepat dan lengkap tentang kondisi dimasa yg akan datang. 

Contoh Soal :
Seseorang dihadapkan pada masalah penyimpanan uangnya, apakah dalam bentuk deposito atau pembelian saham. Keuntungan yang akan diperoleh bergantung pada laju pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi meningkat dengan probabilitas 35% dan menurun 0,65%. Jika deposito dipilih, keuntungannya adalah Rp 250.000.000pada saat pertumbuhan ekonomi meningkat dan Rp 175.000.000 pada saat menurun. Jika dipilih membeli saham, keuntungannya adalah Rp 350.000.000 pada saat pertumbuhan ekonomi meningkat dan Rp 125.000.000 pada saat menurun. Dengan menggunakan nilai harapan payoff terbesar, keputusan mana yang harus diambil? 



Epd = 250 (0.35)+ 175 (0,65) = 201.25 

Eps = 350 (0.35) +125(0.65) = 203,75 

Oleh karena itu Ep = 203,75 terbesar, maka diputuskan untuk membeli saham didalam jangka panjang, secara rata –rata akan diperoleh keuntungan berupa bunga sebesar 203,75 juta rupiah. 

Menghintung EOL



EOL a= 30.000 

EOL b = 48.000 

EOL c= 1500 

Yg dipilh yg C karena nIlai OLnya yang paling kecil mksudnya probabilitas kerugiannya pling kecil yaitu 1500 

NILAI HARAPAN INFORMASI SEMPURNA 

• EVPI Selisih antara Nilai harapan dengan nilai informasi Sempurna EVWPI 

• EV of PI = EV with PI – EV without PI 

• EVPI = EVWPI – EV 

• NHIS = NHIS – NH 

• EWPI (NHTIS) = hasil perkalian antara maksimum baris (nilai Pay Off terbesar) dengan Probabilitas 

• EV (NH) = Nilai harapan terbesar dari setiap alternatif atau tindakan 

• EVPI (NHIS) = Jumlah maksimum yang dapat dibayarkan oleh pengambil keputusan untuk memperoleh informasi sempurna 

Kamis, 09 Oktober 2014

Manfaatkan Peluang Pertama

Alkisah seoran pemuda ingin menikahi gadis cantik, putri seorang petani. Pemuda itu datang pada si petani untuk meminta izin meminang anaknya. Si petani mengamati pemuda itu dan berkata, “Nak, pergilah ke padang itu. Aku akan melepaskan tiga banteng, satu per satu. Kalau kau bisa menangkap ekor salah satu dari tiga banteng itu, kau bisa menikahi putriku.”

Pemuda itu berdiri di padang, menunggu banteng pertama.

Pintu gudang terbuka dan keluarlah banteng yang bertampang paling sangar dan berukuran paling besar yang pernah dilihatnya. Pemuda itu memutuskan salah satu dari dua banteng yang lain pasti akan lebih baik dari yang satu ini. Dia pun berlari ke pinggir dan membiarkan banteng itu berlalu melewati padang hingga ke gerbang belakang.

Lalu, pintu gudang terbuka lagi. Tak disangkanya. Selama hidupnya, tak pernah dia melihat seekor binatang sebesar dan segalak ini. Banteng itu berdiri sambil mengais-ngais tanah, melenguh, dan air liurnya menetes, sementara matanya menatap tajam pemuda itu.

Bagaimanapun penampilan banteng berikutnya, pasti jadi pilihan yang lebih baik daripada yang kedua ini. Si pemuda pun berlari ke pagar dan membiarkan banteng kedua itu berlalu melewati padang, dan keluar menuju gerbang belakang.

Pintu kembali terbuka untuk kali ketiga. Seulas senyum muncul di wajah pemuda itu. Kali ini banteng yang muncul berukuran kecil dan paling lemah yang pernah dilihatnya. Si pemuda yakin sekali inilah banteng untuknya. Ketika banteng itu berlari, si pemuda bersiap-siap hendak melompat di saat yang tepat. Dia pun berhasil menangkapnya…tapi sayangnya banteng itu tak punya ekor!

Pesan moral dari cerita ini:
Sadarilah bahwa kehidupan ini penuh dengan peluang. Sebagian peluang akan terasa mudah dan ringan dikerjakan, tapi sebagian lagi akan tampak sulit dan berat. Namun begitu kita melewatkan peluang-peluang itu (seringkali dengan harapan akan mendapat sesuatu yang jauh lebih baik), semua peluang itu justru tidak akan pernah muncul kembali. Maka, berusahalah untuk menangkap peluang pertama yang ada di depan mata meski kelihatannya sukar dan berat.


oleh Andrie W

salam, Yakin Hidup Sukses

Jika Bisa Terbang, Mengapa Harus Berjalan ??

lkisah, ada seorang raja yang menerima hadiah dari Arab berupa dua elang falcon yang terlihat gagah. Elang ini termasuk jenis peregrine falcon (alap-alap kawah), merupakan burung paling indah yang pernah dilihat sang raja. Dia memberikan kedua burung berharga itu pada kepala pengurus elang falcon-nya untuk dilatih.

Hari demi hari pun berlalu, dan suatu waktu kepala pengurus itu memberi tahu raja kondisi perkembangan kedua alap-alap kawah itu. Meski salah satunya mampu terbang tinggi dengan gagahnya, yang lainnya tidak bergerak sedikit pun dari batang pohon sejak hari pertama dia tiba di istana.

Sang raja pun memanggil tabib dan para ahli lainnya dari penjuru negeri untuk merawat burung elang falcon ini, tapi tidak satu pun dari mereka yang berhasil membuat burung itu terbang. Akhirnya raja menyerahkan tugas ini kepada pejabat istananya.

Keesokan harinya, sang raja melihat lewat jendela istananya bahwa burung itu belum juga berpindah dari tempatnya bertengger. Merasa sudah melakukan semua cara, sang raja berpikir keras mencari cara lain, “Mungkin aku perlu seseorang yang lebih mengenali daerah pedesaan untuk memahami sifat dari persoalan ini.” Maka, sang raja segera memerintahkan pengawalnya. “Cepat panggil seorang petani!”

Esok paginya, sang raja merasa gembira melihat elang falcon itu sudah terbang tinggi di atas taman istana. Katanya kepada pengawas istana, “Panggil petani yang membuat keajaiban ini.”

Si pengawas segera menemukan petani itu, yang akhirnya menghadap sang raja. Sang raja bertanya padanya, “Bagaimana kau bisa membuat elang itu terbang?”

Dengan kepala tertunduk, petani itu menjawab, “Sangat mudah, Yang Mulia. Saya sekadar memotong ranting pohon tempat burung itu bertengger.”

Rekan-rekan Luar Biasa,

Ketahuilah bahwa kita semua diciptakan untuk “terbang tinggi”—dengan menyadari betul potensi kita yang luar biasa sebagai makhluk hidup. Namun alih-alih mencapai potensi itu, kita sekadar duduk-duduk santai di “ranting” kita sendiri, bertautan pada hal-hal yang sudah lazim bagi kita. Di luar sana yang namanya peluang itu tiada akhir. Tapi bagi kebanyakan kita, semua peluang itu masih menjadi misteri. Kita menyesuaikan diri dengan sesuatu yang lazim, yang nyaman, dan yang biasa-biasa saja. Dengan demikian untuk sebagian besar, hidup kita hanya biasa-biasa saja, alih-alih menggairahkan, menyenangkan, dan memuaskan.

Jadi, mari kita belajar untuk menghancurkan ranting-ranting ketakutan kita yang selama ini menjadi tempat kita menggelantung. Bebaskan diri kita pada kepuasan akan “terbang tinggi”.




oleh Andrie W


salam, Yakin Hidup Sukses

Siapkan Investasi Sedini Mungkin Untuk Buah Hati Anda (Financial Consulting)

Semua orangtua pasti bercita-cita ingin anaknya berhasil dan mandiri. Berhasil dan mandiri akan terwujud bila pendidikan anak sukses dan diikuti oleh karir yang sukses pula. Pendidikan tak urungnya seperti sebuah kail yang diberikan oleh orangtua untuk membekali anak-anak agar nantinya dapat mandiri dan sejahtera hidupnya.

Disini sebuah kail dapat diartikan sebagai bekal pendidikan sekolah yang berkualitas. Berbicara tentang sekolah berkualitas, sudah pasti sangat berhubungan erat dengan biaya besar dan mahal. Itulah tanggung jawab dari setiap orangtua yang harus dipikirkan dan diusahakan sejak dini agar cita-cita orangtua dan terutama sang anak dapat tercapai.
Melanjutkan artikel edisi bulan Mei, tak ada salahnya jika di dalam artikel edisi bulan Juni ini kita membahas tentang persiapan apa yang harus dilakukan orangtua agar anak-anaknya dapat bersekolah di sekolah berkualitas, dan produk apa yang cocok untuk investasi pendidikan anak.
Persiapan yang dilakukan orangtua untuk pendidikan anak…
Memasuki bulan Juni-Juli, dahulu para orangtua akan terlihat sibuk mencari sekolah setelah mengetahui anaknya telah lulus. Saat itu masuk ke sekolah favorit berkualitas tak terlalu sulit, mereka tak perlu mengikuti tes untuk penerimaan murid baru.
Tapi jaman sudah berubah. Saat ini masuk ke sebuah sekolah favorit berkualitas tidak lagi menunggu saat kelulusan tiba. Karena jauh sebelum kita mengetahui lulus atau tidak, sekitar 6 bulan sebelum masuk ke sekolah yang baru, sekolah-sekolah favorit berkualitas ini telah membuka pendaftaran dan mengadakan  tes yang harus diikuti oleh calon siswa agar dapat diterima di sekolah tersebut. Ini berlaku mulai Playgroup sampai dengan S2.
Dan sudah barang tentu, jika tesnya lulus, orangtua harus segera melunasi biaya masuk sekolah yang biasa disebut Uang Pangkal, juga uang seragam, uang kegiatan dan biaya-biaya lain, tergantung kegiatan yang sering diadakan di sekolah itu. Inilah saat-saat orangtua merasakan betapa mahalnya biaya yang harus disediakan untuk masuk ke sekolah favorit berkualitas  tersebut.
Sudah siapkah para orangtua untuk itu?
Tidak semua orangtua peduli akan pentingnya berinvestasi untuk pendidikan. Rata-rata mereka menganut paham "bagaimana nanti". Jadi begitu tahu berapa biaya yang diperlukan barulah orangtua mencari dana kesana kemari bahkan bisa sampai berhutang demi supaya anaknya dapat masuk di sekolah favorit berkualitas tersebut.
Lalu langkah-langkah apa yang sebaiknya dilakukan oleh para orangtua untuk menyiasatinya?

1. Cari informasi jauh-jauh hari.
Carilah informasi tentang sekolah favorit berkualitas yang ingin dituju baik dari kualitas, biaya masuk dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan proses belajar melalui internet, telepon atau datang langsung ke sekolah yang bersangkutan.

2. Cek kondisi keuangan.
Pastikan kondisi keuangan Anda cukup sehat sehingga ketika akan menyisihkan untuk investasi pendidikan tidak mengganggu cashflow per bulannya.

3.Cari produk investasi yang sesuai dengan waktu pencapaian target investasi pendidikan.
Misalnya, anak Anda akan masuk ke sekolah TK 2 tahun lagi. Lalu Anda berinvestasi dalam bentuk properti. Investasinya sudah benar tapi peruntukannya yang belum tepat. Properti tidak mudah untuk diuangkan, butuh waktu yang lama, bisa berbulan-bulan, bertahun-tahun, atau kalau sedang  hoki bisa hanya dalam hitungan hari. Jadi sulit untuk diprediksi.

4.Gunakan jasa konsultan.
Untuk memudahkan Anda dalam melakukan investasi pendidikan anak, ada baiknya Anda menggunakan Jasa Konsultan yang dapat membantu melihat kondisi kesehatan keuangan Anda, menunjukkan bagaimana cara berinvestasi dan mengarahkan produk apa yang tepat untuk tujuan-tujuan investasi Anda.

Produk Investasi terbagi dalam 2 jenis:
1.Produk dengan penghasilan tetapcontohnya: tabungan, deposito dan asuransi pendidikan.
2.Produk dengan penghasilan bertumbuh, contohnya: emas, reksadana, properti, obligasi, saham, dsb.

Untuk menentukan produk yang sesuai dengan investasi pendidikan anak Anda, sebaiknya dilihat terlebih dahulu jangka waktu target investasi pendidikannya. Kebutuhan dana masuk dari TK sampai Perguruan Tinggi nantinya tidak dapat disamakan dengan kondisi saat ini. Harus disesuaikan dengan tingkat inflasi dan rata-rata tingkat kenaikan biaya sekolah tiap tahunnya sampai anak Anda masuk ke sekolah itu nantinya. Semua mempunyai jangka waktu pencapaian yang berbeda-beda.

Tips memilih produk investasi sesuai dengan jangka waktu pencapaiannya:
  1. Jika target investasi pendidikan anak Anda dibawah 2 tahun sebaiknya berinvestasi dalam bentuk tabungan, deposito atau asuransi pendidikan, karena memberikan kepastian meskipun hasilnya tidak begitu besar.
  2. Jika target investasi Anda berkisar 3-5 tahun, Anda dapat berinvestasi dalam bentuk Emas atau Reksadana Pendapatan Tetap.
  3. Jika jangka waktu target investasi pendidikan anak Anda berkisar 6-9  tahun, Anda dapat berinvestasi dalam bentuk Emas dan Reksadana Campuran.
  4. Dan jika jangka waktu target investasi pendidikan anak Anda berkisar 10-15 tahun ke atas  Anda dapat berinvestasi dalam Reksadana Saham dan Properti.

Jangan ragu. Mari berinvestasi untuk buah hati kita, bekal hidup mandiri dikemudian hari.


salam, Yakin Hidup Sukses

Siapkah Anda Menghadapi Pensiun ??? (Financial Consulting)

Pada saat acara Indonesia Financial Expo & Forum (IFEF) the 3rd yang baru saja digelar di Surabaya dan Jakarta, booth Finansia Consulting cukup ramai dikunjungi peserta, pengunjung yang datang dapat melakukan konsultasi seputar keuangan pribadi dan perencanaan keuangan.
Diantara sekian banyak pertanyaan yang diajukan pengunjung pameran, ada satu pertanyaan yang menarik perhatian saya, saat itu ada pengunjung yang bertanya cukup detail mengenai dana yang perlu dipersiapkan apabila pensiun nanti, saya pun memberikan penjelasan yang komprehensif bagaimana mempersiapkan dana pensiun, menariknya pengunjung tersebut ternyata baru berumur 20 tahun dan baru saja diterima kerja di sebuah perusahaan!
Mengapa hal ini menjadi begitu menarik bagi saya? Sekarang coba tanyakan kepada diri kita sendiri, apakah kita sudah siap apabila masa pensiun tiba? Apakah kita telah mempersiapkan dana pensiun selain sejumlah dana yang akan kita terima dari tempat bekerja? Berapa banyak teman kantor kita yang ‘ngeh’ kalo masa pensiun mereka hanya tinggal beberapa tahun lagi? 
Persiapkan Bukan Abaikan
Tidak dapat dipungkiri karyawan di Indonesia termasuk yang paling telat  mempersiapkan pensiunnya. Sebagian besar masih mengandalkan Jamsostek atau sejumlah dana yang diberikan oleh perusahaan tempat bekerja sebagai sumber dana pensiunnya kelak. Harus diakui perkembangan dana tersebut tidak menjamin cukup untuk masa pensiun nanti, mengapa? Karena yang tahu besaran kebutuhan dana pensiun kelak adalah kita sendiri bukan Jamsostek ataupun perusahaan tempat bekerja.
Pada tahap persiapan perlu diketahui berapa dana yang dibutuhkan pada saat pensiun nanti, beberapa klien kami ada yang menyebutkan kebutuhan dana pensiun berdasarkan kebutuhan biaya hidup perbulan, tapi ada juga yang menginginkan sejumlah dana tertentu pada saat dia pensiun nanti. Nah, secara umum terdapat dua pendekatan dalam menghitung kebutuhan dana pensiun kita.
1.  Pendekatan biaya hidup; yaitu kebutuhan dana pensiun dihitung dengan gambaran besaran biaya hidup yang dibutuhkan saat pensiun kelak.
2.    Pendekatan pengganti penghasilan; yaitu kebutuhan dana pensiun dihitung dengan gambaran besaran penghasilan yang diharapkan diperoleh kelak sebagai pengganti penghasilan pada saat ini.
Apapun pendekatan yang akan dipilih dalam menghitung besaran dana pensiun, yang perlu kita sadari adalah dana pensiun harus dipersiapkan, bukan diabaikan.

Memilih Produk Investasi yang Tepat
Setelah kita mengetahui berapa besaran dana yang dibutuhkan pada saat pensiun nanti, sekarang tibalah saatnya kita menentukan produk investasi apa yang pas untuk mempersiapkan dana pensiun tersebut. Ada tiga tahapan dalam memilih produk investasi yang tepat untuk dana pensiun yaitu sesuaikan dengan tujuan, perhatikan jangka waktu, dan memilih produk investasi.
Pada dasarnya memilih produk investasi haruslah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, dalam hal ini adalah mempersiapkan dana pensiun. Setelah mengetahui tujuan investasi maka selanjutnya adalah menyesuaikan dengan jangka waktu investasi.
Jangka waktu investasi untuk persiapan dana pensiun dapat dibagi menjadi tiga, yaitu jangka pendek dengan durasi investasi 1 sampai 5 tahun, jangka menengah durasi investasi 5 sampai 10 tahun, dan jangka panjang dengan durasi investasi lebih dari 10 tahun. Untuk menentukan jangka waktu investasi diukur dari berapa tahun lagi kita akan pensiun, misalnya saat ini berumur 30 tahun berarti masih tersisa 25 tahun lagi memasuki masa pensiun (usia pensiun adalah 55 tahun), sehingga jangka waktu investasi termasuk dalam kategori jangka panjang. 
Produk investasi yang cocok untuk jangka pendek tentunya yang memiliki tingkat resiko yang rendah seperti deposito atau reksadana pasar uang. Sedangkan untuk produk investasi jangka menengah dapat memilih reksadana jenis pendapatan tetap atau campuran. Produk investasi untuk jangka panjang dapat memilih reksadana saham atau produk investasi dengan imbal hasil yang tinggi dalam jangka panjang.

Masa Pensiun Bukan Hanya Milik Kita
Memasuki masa pensiun berarti kita dapat lebih sering bertemu keluarga, anak maupun cucu. Untuk itu penting bagi kita untuk mempersiapkan masa pensiun sebaik mungkin, sehingga di saat pensiun nanti kita dapat memberikan kebahagian pada anak cucu, dan tidak memberatkan keluarga atau kerabat.
Masa pensiun dapat kita isi dengan hal yang sebelumnya sulit atau jarang dilakukan karena keterbatasan waktu dan kesibukan bekerja. Mulai dari menjalankan hobi, mengerjakan sesuatu yang kita senangi, berkumpul dengan keluarga dan kegiatan lainnya. Hal tersebut dapat terwujud apabila kita mempersiapkan masa pensiun dengan perencanaan yang baik. Oleh karena itu persiapkanlah dana pensiun anda sedini mungkin, karena cepat atau lambat semua karyawan pasti akan pensiun Wink

salam, Yakin Hidup Sukses

Untung Dengan Berutang (Financial Consulting)


 “Kalau Anda berutang kepada semakin banyak orang, berarti Anda semakin miskin”. -Robert T. Kiyosaki
Kalimat sederhana dan saya yakin semua yang membaca menyetujui dan membenarkan kalimat tadi. Apalagi yang berbicara adalah salah satu motivator dan inspirator bagi banyak orang. Namun sama seperti kata motivasi bagus lainnya dimana kita mudah mengerti namun sering tidak memahami, maka saya akan coba membongkar kalimat sederhana di atas menjadi lebih mudah untuk dipahami.

What You Debt
Utang sebenarnya bisa member manfaat namun juga bisa menyengsarakan. Ada 2 jenis utang yang kita kenal yang mana keduanya bisa memberi manfaat berbeda untuk diri kita di masa depan.
  1. Utang produktifAdalah jenis utang dimana tindakan berutang kita mengakibatkan kita bisa meningkatkan asset yang kita miliki. Jadi dengan utang tadi kita bisa bertambah kaya.
  2. Utang konsumtifAdalah jenis utang dimana tindakan berutang kita mengakibatkan penurunan asset yang kita miliki. Jadi dengan berutang kita malah bertambah miskin.
Dari kedua jenis utang tadi jelaslah kalau kita boleh pilih maka jenis utang produktiflah yang sebaiknya kita pilih. Namun masalahnya kebanyakan dari kita memiliki utang konsumtif yang lebih besar dibanding produktifnya. Alasan seperti kebutuhan hidup, gaya hidup dan tuntutan keadaan menjadi alasan kuat yang membuat kita lebih banyak ber-utang konsumtif. Cirinya mudah saja, ketika asset tadi makin lama makin turun nilainya, maka utang kita adalah utang konsumtif. Nah coba hitung berapa banyak utang konsumtif anda.

What You Get and Lost
Kekayaan bersih adalah jumlah asset bersih yang kita miliki. Artinya asset yang benar-benar menjadi hak kita tanpa adanya tanggung jawab mencicil bila itu utang, atau mengembalikan bila itu pinjaman. Jadi kalau kita mau buat hitungan mudah, maka kekayaan bersih biasa dibuat dengan formula
Kekayaan bersih = Total asset – kewajiban
 
jadi dengan formula tadi bisa kita lihat bahwa kekayaan bersih akan bertambah dengan 2 cara yatu asset yang naik atau kewajiban yang turun. So kita tinggal pilih mau menggunakan yang mana. Utang produktif dan konsumtif awalnya sama-sama memberikan tambahan asset. Namun untuk utang konsumtif, asset tadi semakin lama semakin menurun karena nilai asset tadi terus turun sedangkan kewajiban kita tidak bisa turun. Ini berkebalikan dengan utang produktif, dimana makin lama nilainya makin naik di asset dan kewajiban tetap.
Sebagai contoh mudah, membeli sebuah kendaraan dengan harga 200 juta saat ini, dan kendaraan tadi anda gunakan hanya untuk kendaraan harian yang artinya sebagai asset konsumsi; bila kendaraan tadi harganya selalu turun 10% per tahun dan anda membeli kendaraan tadi dengan berutang selama 5 tahun sebesar Rp.100 juta maka kalau kita buat tabel:
Tahun
 Asset Bersih
 Total Asset
 Kewajiban
 Bunga
 
100,000,000
200,000,000
100,000,000
18,000,000
2
83,818,182
181,818,182
80,000,000
18,000,000
3
87,289,256
165,289,256
60,000,000
18,000,000
4
92,262,960
150,262,960
40,000,000
18,000,000
5
98,602,691
136,602,691
20,000,000
18,000,000
6
106,184,265
124,184,265
-  
18,000,000

Bisa dilihat, dengan adanya utang konsumtif membuat asset kita menurun nilainya dan akan membaik kembali seiring menurunnya kewajiban kita. Tapi ini kita tidak memperhitungkan inflasi, bila inflasi diperhitungkan:
  
Inflasi
 
Nilai
8%
1
100,000,000
92,000,000
2
83,818,182
77,112,727
3
87,289,256
80,306,116
4
92,262,960
84,881,923
5
98,602,691
90,714,476
6
106,184,265
97,689,523

Asset real kita bila memperhitungkan inflasi menjadikan nilainya hanya sebesar 97 jutaan yang seharusnya lebih dari 100 juta.
Bagaimana bila kita menambahkan faktor investasi? Katakan uang muka sebesar Rp.100 juta kita investasikan dengan hasil 15% per tahun, maka 100 juta tadi menjadi 201 juta, ditambah dengan setoran bunga yang kita bayarkan per tahun sebesar Rp.18 juta yang dalam waktu 5 tahun menjadi 140 jutaan, maka total investasi menjadi Rp.340 jutaan.  
Jadi berutang memang mendapatkan asset, tapi utang konsumtif membuat asset kita menurun bahkan kita kehilangan kesempatan mendapatkan hasil sampai dengan lebih dari 100% investasi dan setoran kita. Jadi bijaklah dengan utang kita.


salam, Yakin Hidup Sukses