Dalam sebagian besar masyarakat kita, membicarakan masalah keuangan keluarga memang masih merupakan hal yang tabu. Tidak semua keluarga mau membuka diri tentang kondisi keuangan mereka masing-masing. Dan sebagian dari masyarakat masih beranggapan bahwa mengelola keuangan adalah suatu hal yang sulit dan rumit.
Kondisi keuangan yang baik berhubungan erat dengan pengelolaan keuangan yang baik. Mengelola keuangan yang baik perlu adanya keterbukaan baik antar anggota keluarga maupun keluarga itu sendiri dengan pihak luar yang mungkin dapat membantu menyelesaikan masalah keuangannya misalnya seorang konsultan.
Semuanya membutuhkan kesadaran dari masing-masing anggota keluarga untuk membuat pengelolaan keuangan di rumah menjadi lebih mudah.
Ada beberapa tips yang dapat diterapkan untuk membantu keluarga dalam melakukan pengelolaan keuangan agar menjadi mudah:
1. Buat prioritas pengeluaran secara proporsional
Dalam membuat prioritas pengeluaran sebaiknya kita kelompokkan ke dalam empat bagian utama yaitu:
a. Pengeluaran untuk sosial atau keagamaan sebesar 10% dari gajib. Pengeluaran untuk investasi 20% dari gajic. Pengeluaran untuk pembayaran hutang 30% dari gajid. Pengeluaran untuk biaya hidup sehari-hari 40% dari gaji
Ajak anggota keluarga duduk bersama dalam kondisi santai untuk membicarakan kebutuhan yang dianggap prioritas. Dengan membuat prioritas pengeluaran secara proporsional akan menyeimbangkan pengeluaran dan menghindari terjadinya over budget (pengeluaran yang melebihi budget).
2. Waspada pengeluaran tidak terduga
Jika kita sedang di luar rumah kadang kita tidak menyadari jika ada pengeluaran yang tidak termasuk dalam kelompok prioritas. Untuk menghindari hal tersebut, sebelum bepergian buat catatan kecil tentang rencana pengeluaran apa saja yang akan dilakukan, baik untuk pengeluaran ayah ibu maupun anak, sehingga jika ada pengeluaran tak terduga muncul jumlahnya akan terkendali karena tujuan utama pengeluaran sudah terpenuhi.
3. Utamakan kebutuhan terlebih dahulu baru keinginan
Dengan mengutamakan kebutuhan terlebih dahulu baru keinginan, kita dapat menghindari pengeluaran-pengeluaran yang bersifat konsumtif.
Membiasakan menggunakan barang yang sudah ada dirumah atau membuat produktif barang-barang yang sudah kita beli dapat membantu kita untuk menjadi tidak konsumtif. Dan itu bisa diterapkan mulai dari ayah ibu sampai dengan anak-anak.
Misalnya;
- Ayah ingin membeli HP baru karena model sudah ketinggalan, padahal sebenarnya HP lama masih berfungsi dengan baik. Alangkah baiknya jika uang yang digunakan untuk membeli HP baru diinvestasikan dalam bentuk produk investasi misalnya reksadana atau produk investasi yang lainnya.
- Ibu membeli tas baru hanya karena teman di arisan menawarkan dengan pembayaran diangsur. Sekalipun diangsur dengan nilai angsuran relatif kecil per bulannya, tetapi jika ditotal jumlahnya tetap saja mahal, dan manfaatnya tidak banyak karena sebenarnya tas yang dimiliki masih cukup banyak.
- Anak ingin membeli tempat pensil baru karena temannya memiliki tempat pensil gambar kartun yang sedang digemari saat ini. Karena tergoda oleh temannya & iklan film kartun, anak menjadi ikut konsumtif, padahal tempat pensil yang dimiliki masih cukup bagus.
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan yang penting dalam mensukseskan proses pengelolaan keuangan yang baik. Setiap anggota keluarga juga diharapkan dapat saling mendorong dan memberi contoh satu sama lain agar muncul kesadaran untuk membentuk keluarga yang sehat secara fisik dan sehat secara finansial.
Jadi beranikah kita mengelola keuangan dalam keluarga?Kalau saya berani. Bagaimana dengan Anda?
salam, Yakin Hidup Sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar